PENYERAPAN “ASAL” BAHASA KOREA DI KALANGAN REMAJA
Nama : Yulia Khairunnisa
NIM : 1407171
Prodi : Pendidikan Bahasa Jerman
Fakultas : Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Wabah Korean Wave melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia. Di sekitar kita, dapat kita temui remaja Indonesia yang bergaya ke-Korea-an. Mulai dari gaya berpakaian, tata rambut, sampai gaya berbahasa. Tidak jarang kita lihat para remaja yang berkomunikasi di media sosial menggunakan istilah-istilah yang tidak umum. Istilah tersebut merupakan penggunaan kosa kata Korea yang telah di transkripkan dan digunakan sebagai sisipan dalam berbahasa Indonesia. Penggunaan kosa kata tersebut terkesan asal-asalan karena kemampuan berbahasa Koreanya pun kurang baik. Untuk melihat besar pengaruh Korean Wave terhadap penggunaan bahasa Korea, sebuah kuesioner telah dibuat dan dilakukan penelitian di lingkungan Taman Balai Kota Bandung. Hasil dari kuesioner tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan remaja yang menggemari K-Pop dan K-Drama menggunakan kosa kata berbahasa Korea untuk berkomunikasi dengan temannya, namun pemahaman terhadap bahasa Korea masih kurang. Penggunaan bahasa yang dicampuradukkan mengurangi nilai estetika bahasa tersebut, maknanya pun akan berbeda. Hal ini tentunya mempengaruhi kemampuan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Pendahuluan
Menurut Wikipedia, Hallyu atau Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa dan Kebudayaan Korea.
Korean Wave sudah tidak asing lagi di telinga kita. Di negara kita sendiri pun fenomena Korean Wave dapat kita lihat di sekitar. Para remaja merupakan sasaran utama yang terkena wabah ini. Sering kali kta temui remaja Indonesia yang cara berpakaian dan tatanan rambutnya menyerupai artis Korea. Tidak hanya penampilan, gaya berbicara mereka pun berubah. Dalam media sosial maupun dalam pergaulan sehari-hari, kata-kata seperti mian, annyeong, saranghae, dan yang lainnya. Kata-kata tersebut berasal dari bahasa Korea yang ditranskripkan. Penggunaannya pun terkesan asal-asalan karena masih menggunakan tata bahasa Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat besar pengaruh Korean Wave terhadap penggunaan bahasa Indonesia pada remaja.
Bahan dan Metode
Untuk melihat besar pengaruh Korean Wave terhadap penggunaan bahasa sehari-hari pada remaja, dibuat sebuah kuesioner mengenai penggunaan bahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari.
Narasumber berjumlah 50 orang dan merupakan penggemar K-Pop , 11 orang laki-laki dan 39 orang perempuan dengan rentang usia 13 tahun sampai 29 tahun. Penelitian dilakukan di taman Balai Kota Bandung.
Hasil
DIAGRAM HASIL KUESIONER
Pembahasan
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kebanyakan remaja yang terkena wabah Korean Wave juga mempelajari bahasa Korea. Mereka terkadang menyisipkan kosa kata berbahasa Korea dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan menggunakannya secara verbal. Para responden mempelajari kosa kata tersebut dari lagu dan drama yang mereka tonton. Banyak dari responden yang tidak begitu mengerti bahasa Korea namun tetap menggunakannya. Rata-rata tidak mengetahui apakah bahasa Korea yang mereka gunakan tepat atau tidak. Antara responden perempuan dan laki-laki tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hanya saja untuk pertanyaan nomor 5, responden laki-laki lebih banyak menjawab A, yaitu sebanyak 91% sedangkan responden perempuan lebih banyak menjawab C, yaitu sebanyak 69%.
Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan penelitian dengan kuesioner, rata-rata penggemar K-Pop di kota Bandung menyisipkan kosa kata Bahasa Korea dalam komunikasi sehari-hari, baik berupa verbal maupun tulisan dalam media sosial. Dari kuesioner pula dapat diketahui bahwa lebih banyak yang mempelajari bahasa Korea dari lagu dan drama daripada mempelajarinya dari teman.
Saran:
- Mempelajari bahasa Asing sah-sah saja. Namun penggunaannya harus tepat. Bahasa tidak bisa dicampuradukkan karena akan menghilangkan nilai estetika bahasa itu sendiri. Lebih baik mempelajari bahasa tersebut secara utuh dan mendalam.
- Menggunakan bahasa yang dicampur dan hanya dimengerti oleh segelintir orang saja akan membuat pergaulan menjadi terbatas. Hal juga dapat membuat kelompok-kelompok kecil dalam suatu komunitas sehingga para penggemar Korea terkesan lebih tertutup dan terasing. Lebih baik menyesuaikan penggunaan bahasa dengan situasi dan kondisi.
- Sering menggunakan bahasa yang dicampur dan tidak tepat akan menjadi kebiasaan sehingga kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar pun akan sedikit demi sedikit luntur.
Daftar Pustaka
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar